PENGANTAR
TELEMATIKA
Perkembangan
GPS (Global Positioning
System)
Disusun
Oleh
Rudy
Haryanto
Kelas
4KA31
Universitas
Gunadarma
Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang.Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
Global Positioning System atau yang lebih dikenal dengan GPS merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.
GPS (Global Positioning System)
GPS atau Global
Positioning System, merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya
berada (secara global) di permukaan bumi
yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio
dengan data digital. Dimanapun posisi
saat ini, maka GPS bisa membantu menunjukan arah, selama masih terlihat langit. Layanan GPS ini tersedia gratis,
bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun
kecuali membeli GPS recierver-rya.
Awalnya GPS hanya
digunakan hanya untuk kepentingan militer, tapi pada tahun 1980-an dapat digunakan untuk kepentingan
sipil. GPS dapat digunakan dimanapun juga
dalam 24 jam. Posisi unit GPS akan ditentukan berdasarkan titik-titik
koordinat derajat lintang dan bujur.
Pengertian GPS
Menurut (Winardi,
2006) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal
satelit. Sistem ini menggunakan 24
satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini
diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak,
kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS
Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS
India.
Sistem GPS, yang nama
aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System),
mempunyai tiga segmen yaitu : satelit, pengontrol, dan penerima / pengguna. Satelit GPS yang
mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan
yang tetap (koordinatnya pasti), seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21
buah aktip bekerja dan 3 buah sisanya
adalah cadangan.
Untuk dapat
mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberinama GPS reciever yang berfungsi untuk
menerima sinyal yang dikirim dari
satelit GPS. Posisi di ubah menjadi titik yang dikenal dengan nama
Way-point nantinya akan berupa
titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta
elektronik. Sejak tahun 1980, layanan
GPS yang dulunya hanya untuk leperluan militer mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit
tersebut berharga ratusan juta dolar, namun
setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis. (Andy, 2009).
Satelit-satelit ini
mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil dari permukaan bumi. Posisi ini sangat ideal
karena satelit dapat menjangkau area
coverage yang lebih luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada posisi
yang bisa menjangkau semua area di atas
permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan
terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit). Setiap
satelit mampu mengelilingi bumi hanya
dalam waktu 12 jam. Sangat cepat, sehingga
mereka selalu bisa menjangkau dimana pun posisi seseorang di atas
permukaan bumi.
GPS reciever
sendiri berisi beberapa integrated circuit (IC) sehingga murah dan teknologinya
mudah untuk di gunakan oleh semua orang. GPS dapat digunakan utnuk berbagai
kepentingan, misalnya mobil, kapal, pesawat terbang, pertanian dan di integrasikan dengan komputer
maupun laptop.
Sejarah GPS
GPS dikembangkan
pertama kali sebagai NAVSTAR Global Positioning
System (GPS) juga dikenal sebagai NAVigation System with Timing And Ranging GPS. Sistem ini merupakan sistem
penentuan posisi berbasis satelit, dan
sekaligus merupakan tonggak revolusi bidang pengukuran posisi dan
navigasi. Sistem GPS pada awalnya
merupakan system navigasi ketentaraan yang
dirancang, dilaksanakan, dibiayai, dan dikelola oleh Jabatan Pertahanan
Amerika Serikat (DoD). Sistem ini
dirancang oleh Jabatan Amerika Serikat sejak tahun 1973. Sistem ini adalah hasil gabungan
program U.S. Navy TIMATION dan proyek U.S. Air Force 621B di bawah tanggung
jawab Joint Program Office (JPO). Satelit GPS yang pertama telah diluncurkan
pada tahun 1978. Pada awalnya,
penggunaan sistem ini ditujukan bagi pihak tentara Amerika Serikat saja tetapi setelah diluluskan pada Kongres
Amerika Serikat, penggunaan sistem
penentuan posisi ini terbuka untuk umum. Tujuan utama GPS adalah
untuk mewujudkan sistem penentuan posisi
di darat, laut, dan udara bagi pihak tentara
Amerika Serikat dan sekutunya, namun kemudian sistem ini bebas digunakan
oleh semua pengguna. Sistem ini dirancang untuk menggantikan berbagai
sistem navigasi yang telah digunakan.
Sistem Satelit GPS
Untuk
menginformasikan posisi user, 24 satelit GPS yang ada di orbit sekitar 12,000 mil di atas kita. Bergerak
konstan bergerak mengelilingi bumi 12
jam dengan kecepatan 7,000 mil per jam. Satelit GPS berkekuatan energi
sinar matahari, mempunyai baterai
cadangan untuk menjaga agar tetap berjalan pada
saat gerhana matahari atau pada saat tidak ada energi matahari. Roket
penguat kecil pada masing-masing satelit
agar dapat mengorbit tepat pada tempatnya.
Satelit
GPS adalah milik Departemen Pertahanan (Department of Defense)
Amerika, adapun hal-hal lainnya mengenai GPS
ini:
1.
Nama
satelit adalah NAVSTAR
2.
GPS
satelit pertama kali adalah tahun 1978
3.
Mulai
ada 24 satelit dari tahun 1994
4.
Satelit
di ganti tiap 10 tahun sekali
5.
GPS
satelit beratnya kira-kira 2,000 pounds
6.
Kekuatan transmiter hanya 50 watts atau kurang
Satelit-satelit GPS
harus selalu berada pada posisi orbit yang tepat untuk menjaga akurasi data yang dikirim ke GPS
reciever, sehingga harus selalu
dipelihara agar posisinya tepat. Stasiun-stasiun pengendali di bumi ada
di Hawaii, Ascension Islan, Diego
Garcia, Kwajalein dan Colorado Spring. Stasiun bumi tersebut selalu memonitor posisi orbit jam
jam satelit dan di pastikan selalu tepat.
Signal Satelit GPS
1 Carriers
Satelite GPS
mengirim sinyal dalam dua frekuensi. L1 dengan 1575.42 Mhz dengan membawa dua status pesan dan
pseudo-random code untuk keperluan
perhitungan wakt. L2 membawa 1227.60 MHz dengan menggunakaan presesi yang lebih akurat karena untuk
keperluan militer.
Daya sinyal radio
yang dipancarkan hanya berkisar antara 20-50 Watts. Ini tergolong sangat rendah mengingat jarak
antara GPS dan satelit sampai 12.000
mil. Sinyal dipancarkan secara line of sight (LOS), dapat melewati awan,
kaca tapi tidak dapat benda padat
seperti gedung, gunung.
2 Pseudo-Random
Codes
GPS yang digunakan
untuk publik akan memantau frekuensi L1 pada UHF(Ultra High Frequency) 1575,42
MHz. Sinyal L1 yang dikirimkan akan memiliki pola-pola kode digital tertentu
yang disebut sebagai pseudorandom. Sinyal yang
dikirimkan terdiri dari dua bagian yaitu kode Protected (P) dan Coarse/Acquisition
(C/A). Kode yang dikirim juga unik antar satelit, sehingga memungkinkan setiap receiver untuk membedakan
sinyal yang dikirim oleh satu satelit
dengan satelit lainnya. Beberapa kode Protected (P) juga ada yang diacak, agar tidak dapat diterima oleh GPS biasa.
Sinyal yang diacak ini dikenal dengan istilah Anti Spoofing, yang biasanya
digunakan oleh GPS khusus untuk keperluan
tertentu seperti militer.
3 Navigation
Message
Ada sinyal
frekuensi berkekuatan lemah yang di tambahkan pada kode L1 yang memberikan informasi tentang orbit
satelit, clock corectionnya dan status
sistem lainnya.
Cara Kerja GPS
Setiap daerah di
atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4 satelit. Pada prakteknya, setiap GPS terbaru
bisa menerima sampai dengan 12 chanel
satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan membuat GPS dapat dengan mudah menangkap
sinyal yang dikirimkan oleh satelit.
Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang diberikan juga akan semakin tinggi.
Cara kerja GPS
secara logik ada 5 langkah:
1. Memakai
perhitungan “triangulation” dari satelit.
2. Untuk
perhitungan “triangulation”, GPS mengukur jarak menggunakan travel time sinyal
radio.
3. Untuk mengukur
travel time, GPS memerlukan memerlukan akurasi waktu yang tinggi.
4. Untuk
perhitungan jarak, kita harus tahu dengan pasti posisi satelit dan ketingian
pada orbitnya.
5. Terakhir harus
menggoreksi delay sinyal waktu perjalanan di atmosfer sampai diterima receiver.
Satelit GPS
berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit yang akurat dia dan mengirimkan sinyal informasi
ke bumi. GPS reciever mengambl informasi
itu dan dengan menggunakan perhitungan “triangulation” menghitung lokasi user
dengan tepat. GPS reciever membandingkan waktu sinyal di kiirim dengan waktu sinyal tersebut di terima. Dari
informasi itu didapat diketahui berapa
jarak satelit. Dengan perhitungan jarak jarak GPS reciever dapat melakukan perhitungan dan menentukan posisi
user dan menampilkan dalam peta
elektronik.
Sebuah GPS reciever
harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk memenghitung posisi 2D (latitude dan
longitude) dan track pergerakan. Jika GPS receiver dapat menerima empat atau
lebih satelit, maka dapat menghitung posisi
3D (latitude, longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan
posisi user, selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti
kecepatan, arah yang dituju, jalur, tujuan
perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari terbenam dan masih banyak lagi.
Satelit GPS dalam
mengirim informasi waktu sangat presesi karena Satelit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada
pada satelit jalam dengan partikel atom
yang di isolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam biasa.
Perhitungan waktu
yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan untuk menentukan informasi lokasi kita.
Selain itu semakin banyak sinyal satelit yang dapat diterima maka akan semakin
presesi data yang diterima karena ketiga
satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama.
Ketinggian itu
menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja GPS, bagi kita karena semakin tinggi maka
semakin bersih atmosfer, sehingga
gangguan semakin sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika
yang cocok. Satelit harus teptap pada
posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus terus memonitor setiap pergerakan satelit,
dengan bantuan radar yang presesi salalu
di cek tentang altitude, posision dan kecepatannya.
Sistem koordinat pada GPS
Pengenalan tentang
sistem koordinat sangat penting agar dapat menggunakan GPS secara optimum.
Setidaknya ada dua klasifikasi tentang sistem
koordinat yang dipakai oleh GPS maupun dalam pemetaan yaitu :
sistem koordinat global yang biasa
disebut sebagai koordinat geografi dan sistem
koordinat di dalam bidang proyeksi.
Koordinat geografi
diukur dalam lintang dan bujur dalam besaran derajad desimal, derajad menit desimal, atau derajad
menit detikLintang diukur terhadap
equator sebagai titik nol (0° sampai 90° positif kearah utara dan 0°
sampai 90° negatif kearah selatan).
Bujur diukur berdasarkan titik nol di Greenwich 0° sampai 180° kearah timur dan 0° sampai 180° kearah
barat.
Koordinat di dalam
bidang proyeksi merupakan koordinat yang dipakai pada sistem proyeksi tertentu. Umumnya
berkait erat dengan sistem proyeksinya,
walaupun adakalanya (karena itu memungkinkan) digunakan koordinat
geografi dalam bidang proyeksi. Beberapa
sistem proyeksi yang lazim digunakan di Indonesia di antaranya adalah :
proyeksi Merkator, Transverse Merkator,
Universal Tranverse Merkator (UTM), Kerucut Konformal.
Masing-masing sistem tersebut ada
kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan proyeksi umumnya didasarkan pada tujuan peta yang akan dibuat.
Dari beberapa sistem proyeksi tersebut,
proyeksi Tranverse Merkator dan proyeksi Universal Tranverse Merkator-lah yang banyak dipakai di
Indonesia. Peta-peta produksi Dinas Hidro
Oseanografi (Dishidros) umumnya menggunakan proyeksi Tranverse
Merkator dengan sistem koordinat
Geografi atau UTM atau gabungan keduanya. Sedangkan peta-peta produksi
Bakosurtanal umumnya menggunakan proyeksi UTM dengan sistem koordinat UTM atau
Geografi atau gabungan keduanya.
Sistem koordinat
dalam bidang proyeksi tidak dapat terlepas dari datum yang digunakan. Ada dua macam datum yang umum
digunakan dalam perpetaan yaitu datum
horisontal dan datum vertikal. Datum horisontal dipakai untuk menentukan koordinat peta (X,Y), sedangkan
datum vertikal untuk menentukan elevasi (peta topografi) ataupun kedalaman
(peta batimetri). Perhitungan dilakukan
dengan transformasi matematis tertentu. Dengan demikian transformasi antar datum, antar sistem proyeksi, dan antar
sistem koordinat dapat dilakukan. Untuk
datum horisontal, peta umumnya menggunakan datum Padang (ID-74) untuk peta-peta Bakosurtanal, dan menggunakan
datum Jakarta (Batavia) untuk peta-peta
Dishidros.
Cara sinyal dapat menentukan lokasi
Sinyal yang
dikirimkan oleh satelit ke GPS akan digunakan untuk menghitung waktu perjalanan (travel time).
Waktu perjalanan ini sering juga disebut
sebagai Time of Arrival (TOA). Sesuai dengan prinsip fisika, bahwa untuk mengukur jarak dapat diperoleh dari waktu
dikalikan dengan cepat rambat sinyal.
Maka, jarak antara satelit dengan GPS juga dapat diperoleh dari
prinsip fisika tersebut. Setiap sinyal
yang dikirimkan oleh satelit akan juga berisi
informasi yang sangat detail, seperti orbit satelit, waktu, dan hambatan
di atmosfir. Satelit menggunakan jam
atom yang merupakan satuan waktu paling
presisi.
Untuk dapat
menentukan posisi dari sebuah GPS secara dua dimensi (jarak), dibutuhkan
minimal tiga buah satelit. Empat buah satelit akan dibutuhkan agar didapatkan
lokasi ketinggian (secara tiga dimensi). Setiap satelit akan memancarkan sinyal yang akan diterima oleh
GPS receiver. Sinyal ini akan dibutuhkan
untuk menghitung jarak dari masingmasing satelit ke GPS. Dari jarak tersebut, akan diperoleh jari-jari lingkaran
jangkauan setiap satelit. Lewat
perhitungan matematika yang cukup rumit, interseksi (perpotongan) setiap
lingkaran jangkauan satelit tadi akan dapat digunakan untuk menentukan
lokasi dari GPS di permukaan bumi.
Penentuan Posisi dengan GPS
Pada dasarnya
penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak secara bersama-sama ke beberapa satelit (yang
koordinatnya telah diketahui) sekaligus.
Untuk menentukan koordinat suatu titik di bumi, receiver setidaknya membutuhkan 4 satelit yang dapat ditangkap
sinyalnya dengan baik. Secara default posisi atau koordinat yang diperoleh
bereferensi ke global datum yaitu World Geodetic System 1984 atau disingkat
WGS'84.
Secara garis besar
penentuan posisi dengan GPS ini dibagi menjadi dua metode yaitu metode absolut
dan metode relatif.
1. Metode absolut
atau juga dikenal sebagai point positioning, menentukan posisi hanya berdasarkan pada 1 pesawat
penerima (receiver) saja. Ketelitian
posisi dalam beberapa meter (tidak berketelitian tinggi) dan umumnya
hanya diperuntukkan bagi keperluan
navigasi.
2. Metode relatif
atau sering disebut differential positioning, menetukan posisi dengan
menggunakan lebih dari sebuah receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu
dimuka bumi dan secara terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam jangka
waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang lainnya. Metode ini
menghasilkan posisi berketelitian tinggi (umumnya kurang dari 1 meter) dan diaplikasikan untuk
keperluan survei geodesi ataupun
pemetaan yang memerlukan ketelitian tinggi.
Untuk keperluan
survei di wilayah terumbu karang, metode absolut yang menggunakan single receiver tipe navigasi
rasanya sudah cukup memadahi. Akan tetapi bila ingin mempelajari tentang
pergeseran terumbu dari waktu ke waktu
misalnya, diperlukan metode relatif dengan menggunakan receiver tipe
geodetic. Perbincangan selanjutnya akan
lebih ke penentuan posisi dengan GPS receiver tipe navigasi.
Beberapa kesalahan
dalam penentuan posisi dengan metode absolut ini antara lain disebabkan oleh : efek multipath,
efek selective availability (SA), maupun kesalahan karena ketidaksinkronan
antara peta kerja dan setting yang
dilakukan saat menggunakan GPS.
1. Multipath adalah
fenomena dimana sinyal dari satelit tiba di anttenna receiver
melalui dua atau
lebih lintasan yang berbeda. Hal ini biasa terjadi jikalau kita melakukan pengukuran posisi di lokasi-lokasi
yang dekatdengan benda reflektif,
seperti di samping gedung tinggi, di bawah kawat transmisi tegangan tinggi atau lainnya. Untuk mengatasinya :
hindari pengamatan dekat benda
reflektif, pakai satelit yang benar-benar baik saja, lakukan
pengukuran berulang-ulang dan
dirata-rata hasilnya.
2. SA adalah teknik
pemfilteran yang diaplikasikan untuk memproteksi ketelitian tinggi GPS bagi khalayak umum dengan cara
mengacak sinyal- sinyal dari satelit terutama yang berhubungan dengan informasi
waktu. Koreksinya hanya dapat dilakukan oleh pihak yang berwenang mengelola GPS
ataupun pihak militer Amerika saja.
Pihak-pihak lain yang mempunyai ijin untuk
menggunakan data berketelitian tinggi biasanya juga diberi tahu
cara koreksinya. SA ini merupakan sumber
kesalahan paling besar bagi penentuan
posisi dengan metode absolut. Namun dengan menerapkan metode
relatif (differential positioning)
kesalahan tersebut dapat dikurangi. Selain itu belum lama ini pihak militer
Amerika telah merevisi kebijakan dalam menerapkan SA ini sehingga saat ini
dengan metode absolut-pun ketelitiannya sudah
sangat baik dibanding sebelumnya (sudah tidak dalam puluhan meter
lagi kesalahannya). Ketidak akuratan
posisi karena setting receiver yang tidak pas ini hanya dapat diatasi dengan
menge-set parameter GPS saat dipakai sesuai
dengan parameter peta kerja yang dipergunakan. Hal tersebut biasanya
terkait dengan sistem proyeksi dan
koordinat, serta datum yang digunakan dalam peta kerja.
Manfaat GPS
Dengan menggunakan
GPS, seseorang dapat menandai semua lokasi yang
pernah di kunjungi. Ada banyak manfaat yang bisa diambil jika
seseorang mengetahui waypoint dari suatu
tempat. Pertama, orang dapat memperkirakan
jarak lokasi yang akan dituju dengan lokasi asal. GPS keluaran terakhir
dapat memperkirakan jarak pengguna ke
tujuan, sampai estimasi lamanya perjalanan
dengan kecepatan aktual yang sedang pengguna tersebut tempuh. Kedua,
lokasi di daratan memang cukup mudah
untuk dikenali dan diidentifikasi. Namun, jika
seseorang kebetulan menemui tempat memancing yang sangat baik di tengah
lautan ataupun tempat melihat matahari terbenam yang baik di puncak gunung,
bagaimana cara menandai lokasi tersebut agar orang tersebut dapat balik lagi
ke lokasi itu di kemudian hari tanpa
tersesat. Di saat seperti inilah sebuah GPS akan menunjukkan manfaatnya.
Dengan teknologi
GPS dapat digunakan untuk beberapa keperluan sesuai dengan tujuannya. GPS dapat digunakan oleh
peneliti, olahragawan, petani, tentara,
pilot, petualang, pendaki, pengantar barang, pelaut, kurir, penebang pohon,
pemadam kebakaran dan orang dengan berbagai kepentingan untuk meningkatkan produktivitas, keamanan, dan
untuk kemudahan.
Dari beberapa
pemakaiaa di atas dikategorikan menjadi:
1. Lokasi,
digunakan untuk menentukan dimana lokasi suatu titik dipermukaan bumi berada.
2. Navigasi,
membantu mencari lokasi suatu titik di bumi.
3. Tracking,
membantu untuk memonitoring pergerakan obyek.
4. Membantu
memetakan posisi tertentu, dan perhitungan jaringan terdekat.
5. Timing, dapat
dijadikan dasar penentuan jam seluruh dunia, karena memakai jam atom yang jauh lebih presesi di
banding dengan jam biasa.
Model dan Interkoneksi GPS
Sebuah GPS juga
memiliki firmware yang bisa di-upgrade. Upgrade
firmware ini biasanya disediakan pada site produsen GPS tersebut.
Upgrade firmware biasanya menggunakan
kabel yang dibundel atau-pun tersedia sebagai
asesoris. Kabel ini juga ternyata bisa digunakan untuk menghubungkan GPS
ke komputer (baik itu notebook, PC, maupun PDA dengan sedikit bantuan konverter). Software GPS yang tersedia untuk berbagai
platform tersebut juga cukup banyak. Dengan software tersebut, dapat dengan
mudah mengunduh informasi dari GPS. Memori sebuah GPS memang relatif terbatas,
sehingga kemampuan ekstra untuk
menyimpan informasi yang pernah ditempuh ke
PC/PDA (yang biasanya memiliki memori lebih besar) tentu akan
sangat menyenangkan. Untuk media
komunikasi GPS dengan hardware lain selain kabel, model GPS sekarang juga ada yang dilengkapi
dengan Bluetooth, Infrared.
Berdasarkan fisik,
model GPS dibagi menjadi beberapa tipe antara lain model portable/handheld (ukurannya menyerupai
ponsel), ada yang lebih besar (biasanya
digunakan di mobil/kapal), ada pula yang meng-gunakan interface khusus untuk
dikoneksikan ke notebook maupun PDA (Palm, Pocket PC maupun Nokia
Com-municator).
GPS untuk keperluan
diluar ruangan biasanya juga dilengkapi dengan
perlindungan anti air dan tahan ben-turan. Beberapa GPS keluaran
terakhir bahkan sudah menyediakan layar
warna dan kemampuan komunikasi radio jarak pendek (FRS/Family Radio Service). Tentu saja,
semakin banyak feature yang ditawarkan pada sebuah GPS maka semakin tinggi pula
harganya.
Istilah-istilah yang Penting pada GPS
Beberapa istilah
penting yang penting untuk diketahui yang berhubungan dengan GPS :
1. Waypoint
Istilah yang
digunakan oleh GPS untuk suatu lokasi yang telah ditandai. Waypoint terdiri dari koordinat
lintang (latitude ) dan bujur (longitude
). Sebuah waypoint biasa digambarkan dalam bentuk titik dan simbol sesuai
dengan jenis lokasi.
2. Mark
Menandai suatu
posisi tertentu pada GPS. Jika menandai lokasi menjadi waypoint,maka dikatakan
telah melakukan marking.
3. Route
Kumpulan waypoint
yang ingin seseorang tempuh secara berurutan dan dimasukkan ke dalam GPS.
4. Track
Arah perjalanan
yang sedang ditempuh dengan menggunakan GPS. Biasanya digambarkan berupa garis
pada display GPS.
5. Elevation
Istilah pada GPS
untuk menentukan ketinggian. Ada dua jenis
pengukur ketinggian pada GPS, yaitu menggunakan alat klasik
‘barometer ’ atau menggunakan
perhitungan satelit. Pengukuran ketinggian
menggunakan barometer jauh lebih akurat di udara bebas,namun tidak
bisa bekerja dalam pesawat atau ruang
vakum lainnya.Ini disebabkan oleh
perbedaan tekanan udara dalam ruang vakum dengan tekanan udara di luar. Pengukuran ketinggian menggunakan
satelit akan lebih akurat pada tempat
seperti itu.
6. Bearing
Arah/posisi yang
ingin dituju. Contohnya, A ingin menuju ke suatu lokasi di posisi B yang letaknya di Utara,
maka bearing A dikatakan telah diset ke Utara.
7. Heading
Arah aktual yang
sedang dijalankan. Contohnya, saat menuju ke
posisi B tadi, A menemui halangan sehingga harus memutar ke selatan terlebih dahulu, maka heading A pada saat itu
adalah selatan.
DAFTAR PUSTAKA